English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Siapa yang tidak kenal dengan bapak Presiden kita yang satu ini? Seorang tokoh demokratif dengan gaya Kepemimpinannya yang tinggi, kali ini saya akan membahas Liputan mengenai 9 Fakta Menarik tentang tokoh yang akrab kita panggil dengan sebutan pak SBY







1) Arti Nama 

Susilo berarti ”lebih”, Bambang bermakna ”setia”, serta Yudhoyono adalah bentukan kata ”Yudho” yang berarti ”perang” dan ”Yono” yang berarti ”menang”. Makna yang terkandung dalam nama itu adalah ksatria setia yang menang perang. Pemberian nama yang ternyata menentukan jalan hidupnya sebagai panglima yang sukses dalam kemiliteran maupun politik ini, diberikan oleh Ayahandanya, yang adalah seorang tentara dengan pangkat Pembantu Letnan Satu yang menjabat Komandan Rayon Militer Kabupaten Pacitan. Nama akhir ”Yudhoyono” bukanlah nama keluarga (family name), tapi nama panjang SBY (selanjutnya kedua putra SBY menyandang nama keluarga Yudhoyono).

SBY dipanggil "Sus" oleh orang tuanya, sedang selama di militer ia lebih dikenal sebagai Bambang Yudhoyono. Dalam pertemuan resmi internasional, ia dipanggil Dr. Yudhoyono. Selanjutnya di dalam dan luar negeri, ia lebih populer dengan sebutan SBY.

2) Lulus ujian dari situasi Broken-home 


 SBY adalah anak tunggal pasangan Raden Soekotjo dan Siti Habibah. Dari ayahnya, silsilahnya dapat dilacak hingga Pangeran Buwono Keling dari Kerajaan Majapahit dengan RM. Kustilah yang merupakan keturunan Gusti Bandoro Ayu (putri Sri Sultan Hamengkubuwono III dari Yogyakarta). Raden Soekotjo berdarah priayi, merupakan anak Raden Imam Badjoeri, cucu Raden Kasanpuro, Naib (Penghulu) Kecamatan Arjosari.



Ibunda SBY adalah putri salah satu pendiri Pesantren Tremas di kota kecil, Pacitan.

Dengan demikian, dari silsilahnya, SBY berasal dari keluarga priayi dan santri.

SBY lahir di rumah limas di lingkungan Pondok Pesantren. Dukun bayi (Bidan) Tanem membantu proses kelahirannya. Kini rumah tempat SBY dilahirkan telah berubah fungsi menjadi Musholla.

Dalam penuturannya, SBY mengakui pernah goncang akibat perceraian orangtuanya yang terjadi ketika ia remaja. Sang Ibu tak menikah lagi dan tinggal di Blitar, Jawa Timur, sedang ayahnya menikah lagi beberapa tahun kemudian dan bermukim di Pacitan ”Di persimpangan itu, saya bersumpah harus keluar dari situasi broken home dan menjadi seseorang” ujar SBY mengenang masa remajanya.

3) Shio Kerbau (Ox)

Shio Kerbau dalam dialek Hokkian / ejaan lama : Gu / Thio, sedang dalam Bahasa Mandarin : Chou, adalah tahun kelahiran : 1949 (SBY), 1961. 1973, 1985, 1997, dan 2009.

Tokoh-tokoh lain bershio Kerbau : Presiden AS Barrack H. Obama Jr dan Tokoh kemanusiaan Taiwan Pendiri Yayasan Tzu Chi : Master Cheng Yen. Walaupun dunia dilanda Krisis Keuangan Global, namun pada Tahun Kerbau Tanah (Ji Chou) pada tahun Imlek 2560 di tahun ini (26 Januari 2009 – 13 Februari 2010), banyak tokoh bershio kerbau justru bersinar cemerlang. Seperti Presiden AS Barrack Obama yang secara mengejutkan dinyatakan sebagai Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2009, dan SBY yang memenangkan Pemilihan Presiden untuk kedua kalinya pada tahun 2009.

Baik SBY dan Obama termasuk “100 Tokoh Dunia Paling Berpengaruh Tahun 2009” (100 World's Most Influential People in 2009) menurut Majalah Time.

4) Berjiwa Seni 

 Bakat seni SBY adalah bernyanyi dan main musik. SBY remaja sempat bergabung dengan grup band di kampungnya, Gaya Taruna yang sering memainkan lagu-lagu Beatles. Posisinya adalah Bassist dan juga Vokalis. Di AKABRI, SBY juga bergabung dengan Drum Band.

Setelah menjadi Presiden, SBY pun melanjutkan naluri musiknya dengan menciptakan 3 album lagu, yaitu “Rinduku Padamu” (2006), “Majulah Negeriku” (2007) dan yang terbaru, “Evolusi” (Januari 2009). Hampir keseluruhan lagu-lagu SBY ini sarat dengan pesan kedamaian dan kebangsaan dengan jenis musik pop manis. SBY mengatakan lagu-lagu yang diciptakannya disela-sela kepadatan tugas ini merupakan sarana untuk menata hati. Rata-rata tiap lagu memerlukan waktu dua sampai empat hari.



Dalam buku acara peluncuran album ketiganya, disebutkan 10 lagu di album terbaru SBY ini merupakan pengungkapan isi hati dan pikirannya sebagai seorang Presiden dan juga sebagai manusia biasa yang ingin berbagi rasa. Naluri seni SBY juga tertuang dalam bentuk Puisi, seperti yang dibukukan dalam Taman Kehidupan: Kumpulan Puisi (cetakan kedua tahun 2004)

5) Taruna Militer yang cemerlang

 Lulus SMA, SBY ingin langsung masuk AKABRI pada tahun 1969. Sayang, ia telat mendaftar karena Pacitan adalah daerah terpencil. Ia sempat diterima di Teknik Mesin ITS (Institut Teknologi Sepuluh November) di Surabaya, tapi seusai masa orientasi, ia keluar dan masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama di Malang. Baru setahun kemudian, terwujud mimpinya untuk masuk AKABRI.

Sejak masuk AKABRI di Magelang pada1970, SBY memperoleh 7 Bintang Penghargaan, termasuk Tri Sakti Wiratama yang merupakan prestasi tertinggi gabungan mental, fisik dan kecedasan – sesuatu yang jarang dicapai taruna lain. Puncak prestasinya adalah ketika Presiden Soeharto menyematkan bintang Adhi Makayasa sebagai Lulusan Terbaik AKABRI pada 1973.

Kecerdasan SBY ini pernah dipuji oleh seorang dosen UGM (alm. Riswandha Imawan) yang memprediksi SBY sebagai Calon Pemimpin mendatang dan menyebutnya “Dia intelektual berbaju militer, bukan militer umumnya”.

Memang SBY terkenal fasih berbahasa Inggris. Sesudah Presiden Prof Dr. Ing Habibie (1998-1999), SBY juga merupakan Presiden Indonesia dengan gelar akademik tertinggi, yaitu S-3, melalui gelar Doktor yang diraihnya di IPB pada tahun 2004.

Karier cemerlang militer SBY terhenti ketika ia diangkat Presiden KH Abdurrahman Wahid sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada tahun 1999 dan tampil sebagai salah seorang pendiri Partai Demokrat. Pangkat terakhir Susilo Bambang Yudhoyono adalah Jenderal TNI sebelum mengajukan pensiun dini pada 25 September 2000.

6) Dukungan istri 

 Di balik seorang Tokoh, pasti ada wanita yang hebat… Istri SBY, Kristiani Herawati (menariknya nama belakang istri SBY ini sama dengan nama depan Wapres Boediono, yaitu Herawati), yang biasa dipanggil Ani Yudhoyono, adalah Putri ketiga Jendral Sarwo Edhi, Komandan RPKAD (kini menjadi Kopassus) yang menjadi ujung-tombak Orde Baru dalam pemberantasan G30S PKI pada tahun 1965, yang lalu menjadi Gubernur AKABRI (tempat SBY digembleng).

Menikah pada 30 Juli 1976. Uniknya, Pesta Pernikahannya digelar di Hotel Indonesia bersama Mempelai Kakak dan Adik dari Kristiani Herawati (3 pasang mempelai sekaligus). Masih dalam masa “bulan madu”, hanya seminggu setelah menikah, SBY terpaksa meninggalkan istrinya karena ditugaskan ke Timor Timur dalam Operasi Seroja selama 13 bulan.

Setelah menjadi Presiden, Ibu Negara Ani Yudhoyono menjadi pendamping sekaligus teman diskusi SBY. Perannnya sebagai Ibu Negara mungkin dapat disamakan dengan peran Ibu Tien Soeharto terhadap Presiden Soeharto dulu.

7) Presiden Demokratis pertama

 SBY bersama JK tercatat dalam sejarah sebagai Presiden dan wakil Presiden pertama yang dipilih langsung oleh rakyat, yakni melalui Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004. Momentum ini adalah “lompatan jauh ke depan” bagi kehidupan bernegara di Indonesia, karena hampir 60 tahun sebelumnya, Indonesia memiliki Kepala Negara melalui Penunjukan (Soekarno, Soeharto dan BJ Habibie) serta Pemilihan tak langsung (melalui Pemilihan oleh Sidang MPR bagi KH Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri).

Kalau boleh memberi julukan (atribut) “yang pertama” pada ke-6 Presiden RI, maka Soekarno adalah Presiden RI yang Pertama (1945-1967), Soeharto adalah Presiden dari Militer yang pertama (1967-1998), BJ Habibie adalah Presiden dari Ilmuwan yang pertama (1998-1999), KH Abdurrahman Wahid adalah Presiden dari Ulama yang pertama (1999-2001), Megawati Soekarnoputri adalah Presiden Wanita di Indonesia (2001-2004) sedang Susilo Bambang Yudhoyono adalah Presiden Demokratis (yang dipilih langsung rakyat) pertama di Indonesia (sejak 2004).

Bagi SBY, kemenangan dalam Pemilihan Presiden 2004 ini juga adalah suatu hasil yang fenomenal karena ia baru saja terjun ke politik praktis selama 5 tahun (pendatang baru, “newcomer” di dunia politik, mirip Obama pada Pemilu AS pada 2008) dan ia diusung oleh suatu partai baru yang dididirikan tahun 2001, Partai Demokrat (nama partainya ini sama dengan Partai Demokrat-nya Obama di AS) yang perolehan suaranya dalam Pemilu Legislatif 2004 hanya menempati urutan kelima. Tapi dengan strategi jitu berkoalisi dengan Jusuf Kalla (yang lalu menjadi Ketua Golkar sebagai Partai Pemenang Pemilu 2004) berhasil mengantar mereka ke puncak pimpinan pada 20 Oktober 2004 setelah menang Pemilihan Presiden dalam 2 putaran.

Duet SBY-JK dinilai “saling melengkapi” baik dalam karakter maupun pembagian tugas bagaikan Duet Soekarno-Hatta pada 1945-1956. Tapi peran pro-aktif JK yang tak mau sekedar sebagai Wapres “ban serep” pada akhirnya menimbulkan situasi Dualisme kepemimpinan bagai “matahari kembar”, yang akhirnya berakhir dengan “perceraian” duet ini menjelang Pemilihan Presiden 2009.

Pada tahun 2009 SBY memenangkan Pemilihan Presiden untuk kedua kalinya dan akan menjadi Presiden RI dengan masa pemerintahan terpanjang ketiga sesudah Soeharto selama 31 tahun (1967-1998) dan Soekarno selama 22 tahun (1945-1967). Uniknya ketiga Presiden RI ini, Soekarno, Soeharto dan SBY sama-sama adalah Pria Jawa dengan Nama Depan yang diawali huruf S dan tidak menggunakan nama keluarga pada nama mereka.

8) Ujian Bencana Alam

 Masa Pemerintahan SBY-JK (2004-2009) mengalami sejumlah tantangan. Yang terberat adalah Faktor Non-Teknis, yaitu terjadinya bencana alam yang silih berganti serta berbagai kecelakaan transportasi umum. Dimulai dari Tsunami Aceh pada awal masa pemerintahan SBY-JK pada 26 Desember 2004 yang menewaskan 170 Ribu jiwa (tercatat sebagai Tsunami terdahsyat sepanjang sejarah) sampai dengan Gempa di Sumatra Barat di akhir masa jabatan mereka, yaitu pada 30 September 2009 yang menelan korban lebih dari 1.100 jiwa.

9) Sembilan adalah Angka Hoki bagi SBY

Dalam pidato SBY di Universitas Harvard pada Oktober 2009 yang berjudul “Towards Harmony Among Civilizations”, ia mengajukan 9 tindakan yang harus diambil warga dunia menuju keharmonisan antar peradaban. Mengapa 9 ? “Ini agak personal. Sembilan adalah Angka keberuntungan saya” ujar SBY di panggung.

Sumber : 
http://misbah-zaenal-fisip12.web.unair.ac.id

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Pengunjung/Pembaca yang Baik
-Tidak akan keberatan untuk Menekan tombol SHARE dan Menekan tombol G+.
-Men-copy paste Artikel dengan Menyisipkan Sumber dan Referensinya.
-Meninggalkan Komentar/Kritik atau Saran yang SOPAN dan SANTUN.
-Menghargai Admin dan Pengunjung lainnya.

TerimaKasih.